Bagaimana Cara Membangun Tim Kerja yang Solid?

Bekerja di dalam sebuah perusahaan itu ibarat menjadi anggota sebuah organisasi. Tidak ada yang namanya kepentingan pribadi, melainkan semuanya harus bekerja sama dan saling bahu-membahu dalam satu tim yang solid.

Kolaborasi tim yang harmonis akan memberikan sejumlah manfaat bagi perusahaan, seperti menghasilkan kualitas kerja yang maksimal, target jadi lebih cepat selesai, sekaligus membantu perusahaan untuk terus bertahan dan berkembang di tengah persaingan bisnis yang ketat.

Jika tim kerja di perusahaan Anda berjalan kurang optimal, sebagai pemimpin Anda bisa mengikuti 6 panduan membangun tim yang solid berikut ini.

1. Pastikan Anggota Tim Memahami Tujuan Kerja

Anggota tim akan bekerja secara efektif kalau mereka punya tujuan yang jelas. Sekarang bayangkan ketika Anda pergi keluar rumah tanpa menetapkan ke mana akan pergi. Apa yang terjadi? Tujuannya menjadi tidak jelas bukan?

Begitu pula dengan tim kerja. Masing-masing anggota harus paham betul apa yang ingin dicapai. Oleh karena itu, sudah sepatutnya jika sebuah tujuan ditentukan di awal agar setiap langkah berjalan ke satu sasaran.

Pada kondisi ini, tugas manajer adalah merumuskan tujuan dan menyampaikan kepada anggota tim. Selain itu, manajer juga harus mengontrol kinerja anggota tim agar tidak keluar dari tujuan.

Sebagai contoh, Anda sedang membawahi sebuah tim pemasaran. Tugas Anda selaku manajer adalah merumuskan target penjualan untuk periode tertentu dan memastikan anggota tim berhasil mencapai target tersebut.

2. Masing-Masing Anggota Harus Tahu Tugas dan Perannya

Setelah anggota tim mengetahui sasaran atau tujuan, selanjutnya adalah menentukan peran dan tugas dari masing-masing anggota.

Pada tips kedua ini Anda harus tahu bagaimana karakter dan keterampilan yang dimiliki oleh setiap anggota. Dengan begitu anggota bisa bekerja secara efektif dan efisien karena mendapatkan tugas yang tepat.

RACI matrix merupakan suatu metode yang berfungsi membagi individu pada suatu kelompok ke dalam 4 peran, yaitu responsible, accountable, consulted, dan informed. 

Individu yang mendapatkan peran responsible memiliki tanggung jawab untuk menyelesaikan tugas hingga selesai. Sementara mereka yang menerima peran accountable mengemban tanggung jawab atas anggota timnya dan memiliki otoritas dalam mengambil keputusan. 

Consulted biasanya diisi oleh individu yang sudah ahli di bidangnya. Tugas mereka adalah memberikan saran terkait proyek yang sedang dikerjakan. Terakhir yaitu informed. Jika Anda mendapatkan peran ini, Anda berhak menerima segala informasi tentang perkembangan proyek, termasuk setiap keputusan yang diambil oleh pihak accountable

RACI matrix akan membantu setiap individu untuk memahami apa saja yang menjadi tanggung jawabnya.

Selain itu, RACI matrix juga memberikan manfaat lain seperti memudahkan komunikasi antar anggota, meminimalisir jumlah anggota yang terlalu banyak dalam suatu tugas, dan mencegah karyawan agar tidak mendapatkan beban kerja yang berlebihan.

3. Dipimpin oleh Pemimpin yang Hebat

Membentuk tim yang solid membutuhkan peran pemimpin yang hebat. Untuk menjadi seorang pemimpin yang didengar oleh anggota tim, pertama Anda harus memiliki integritas—kemampuan melakukan sesuatu sesuai dengan perkataan.

Seorang pemimpin yang memiliki integritas lebih mudah dipercaya dan diandalkan oleh anggota timnya. Kedua, seorang pemimpin juga harus bisa memperlakukan anggotanya dengan hormat agar tercipta budaya saling menghargai.

Ketiga, pemimpin juga perlu memberikan inspirasi kepada anggota terkait usahanya dalam mencapai target yang telah ditetapkan. Selanjutnya, sebagai pemimpin usahakan untuk selalu berkomunikasi secara jujur dan terbuka demi meminimalisasi kesalahpahaman.

Terakhir, beri ruang bagi anggota untuk dapat belajar dan bertumbuh menjadi karyawan yang lebih baik dengan mengajarkan ilmu baru kepada mereka.

4. Rutin Melakukan PDCA

Tips keempat dalam membangun tim yang solid adalah rutin melakukan Plan, Do, Check, and Action (PDCA). Cara ini juga akan membantu Anda dalam mengelola sebuah pekerjaan.

Secara teknis, pada fase Plan (P) seluruh manajer membuat rencana yang akan dijalankan dalam kurun waktu tertentu dan anggota tim harus tahu apa yang menjadi tujuan mereka.

Setelah itu, barulah Anda dan tim memulai fase Do (D). Pada fase ini anggota dituntut untuk menjalankan tugasnya sesuai rencana yang disepakati di fase Plan. Selama anggota tim bekerja, manajer bisa menjalankan fase Check (C) untuk memonitor kinerja tim.

Jika ada halangan yang membuat target tidak terpenuhi, manajer dan anggota perlu melakukan fase Action (A) untuk mengidentifikasi segala permasalahan dan mencari tahu tindakan apa yang bisa dilakukan guna menyelesaikan persoalan tersebut.

5. Memiliki Komitmen

Komitmen jadi poin penting yang dibutuhkan dalam menciptakan kerja sama tim yang harmonis. Dengan komitmen yang tinggi semua anggota tim akan lebih semangat untuk bekerja mencapai target.

Apabila ada satu saja anggota tim yang kurang komitmen, hal tersebut akan membuat kinerja tim menurun.

Oleh karena itu, ketika ada anggota yang terpuruk atau tertekan dan bisa mengakibatkan komitmen kerjanya turun, manajer perlu meluangkan waktu untuk mendengarkan keluhan mereka sekaligus memberi motivasi.   

6. Adanya Evaluasi dan Penghargaan

Tips terakhir menciptakan tim yang solid adalah memberikan evaluasi dan penghargaan. Evaluasi kerja akan membuat tim mengetahui seberapa jauh mereka berhasil mencapai target dan hal apa saja yang menjadi penghalang.

Setelah melakukan evaluasi, jangan ragu memberikan penghargaan pada tim terbaik. Sebuah penghargaan bisa menjadi motivasi tersendiri dalam bekerja dan mencapai tujuan yang diharapkan. Di sisi lain, adanya penghargaan bisa menciptakan kompetisi yang sehat antara tim.  

Membangun tim yang solid memang tidak mudah, jika masing-masing individu tidak memiliki kesadaran diri untuk saling bekerja sama. Semoga keenam tips di atas bisa membantu Anda membentuk sebuah tim yang mampu bekerja secara harmonis.

Leave a Reply